CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Jumat, 06 Januari 2012

I Don't Like You, but I Love You (Part 3)


created by: Ghaisani Nabila G
title: I Don't Like You, but I Love You
genre: romance
category: teen

***
“nona arisa baik-baik saja. Ia hanya terserang demam biasa. Biar saya beri resep untuk ditebus di apotek.” Jelas sang dokter
“baguslah kalau begitu.” Rasa lega menyelimuti akira.
Setelah dokter memberi selembaran berisi resep obat kepada akira, lalu akira mengantarkan beliau keluar apartemen dan dalam beberapa menit akira sudah berada lagi di dalam kamar arisa.
***
“kau sudah bangun?” Tanya akira yang jelas jelas melihat arisa yang tengah membuka matanya
“ini ada di mana?”
“apartemenmu.” Jawab akira singkat sembari melangkah ke dapur untuk membuatkan secangkir the
“kau mau kemana?” Tanya arisa membuat akira berhenti melangkah
“aku akan membuatkan kau teh, tidurlah dulu di sini sampai aku kembali.”
Setelah beberapa saat, akira kembali dengan secangkir teh di tangan kanan dan bubur di tangan kirinya.
“minumlah…” seru akira sembari memberikan tehnya kepada arisa
“terima kasih”
“ah iya aku baru ingat! Bukankah kita ada pertemuan…”
“pertemuan ditunda.” Jawab akira
“makanlah ini dulu.” Akira pun menyodorkan satu mangkuk bubur kearah arisa
“kau yang membuat bubur ini sendiri?” Tanya arisa
“ya”
Beberapa saat mereka terdiam sejenak. Akira yang melihat arisa sedang memandang bubur yang ada di tangannya, akhirnya angkat bicara.
“kau mau kusuapi?” Tanya akira kepada arisa yang tetap memandang bubur itu
“buka mulutmu...” seru akira dengan ucapan yang memerintah seorang anak kecil
“tidak! Aku tak perlu disuapi. Sini berikan mangkuknya!” ucap arisa kesal
Akira pun memberikan bubur yang masih hangat itu kepada arisa. Lalu setelah itu akira pun pamit untuk kembali ke kamarnya.
“baiklah kalau kau bisa sendiri. Haha, kukira kau tadi perlu kusuapi.” Tawa geli akira menyelimuti kamar arisa.
“kalau begitu aku kembali ke kamarku dulu ya, panggil aku jika kau perlu apa-apa. Jangan lupa untuk menghabiskan bubur itu, aku telah membuatnya dengan susah payah. Kau tahu.”
“iya iya, sudah sana kembali ke alammu.”
Beberapa menit berlalu, mangkuk yang sebelumnya penuh dengan bubur telah habis dilahap olehgadis berambut panjang itu. Kapasitas perutnya yang sudah full membuat gadis itu merasakan kantuk yang sangat hebat. Dengan begitu, ia segera menaruh mangkuk di meja dekat tempat tidurnya dan kembali tidur. Ia membenamkan dirinya dalam sebuah selimut bewarna pink cerah yang sangat lembut yang akhirnya semua itu membuat ia terlelap sejenak sebelum akira datang membawakan obat yang baru ia beli di apotek dekat apartemen.
tok tok tok
“permisi, pangeranmu akira datang kembali untuk membawakan obat.” Seru akira setengah berteriak
Akira yang tak kunjung mendapatkan jawaban dari pemilik apartemen ini segera masuk menggunakan kunci yang ia minta tadi di resepsionis.
“permisi, pangeranmu akira datang kembali untuk membawakan obat.” Seru akira mengulang ata-kata tadi, tetapi ia masih belum mendapatkan jawaban dari gadis pemilik apartemen ini.
“ah ternyata kau tertidur.” Gumam akira melihat arisa yang menutupi semua badannya dengan selimut tebal itu.
“hei, putri tidur. Bangunlah, kau pasti tidak ingin demam berkepanjangan kan?” ucap akira membisik pada telinga arisa yang tertutup oleh selimut
Perkataan akira tadi sangat terdengar jelas di telinga arisa. Lalu arisa mengintip dengan cara membuka selimut yang menutupi mukanya.
“kau lagi? Ngapain ke sini? Kau kan menyuruhku untuk beristirahat?” gerutu arisa
“kapan aku menyuruhmu untuk beristirahat? Aku hanya menyuruhmu menghabis bubur yang telah kubuat susah payah tahu!” bela akira
“ya baiklah. Lalu apa yang ingin kau lakukan ke sini lagi? Aku tak memerlukan bantuua...”
Belum sempat arisa berbicara, akira langsung memotongnya dengan menyodorkan sebuah kantung plastik putih yang berisi obat yang baru ia beli di apotek dengan resep yang tadi dokter beri.
“minumlah obat ini, baru kau bisa beristirahat. Sudah kutaruh air putih di meja samping tempat tidurmu.” Ucap akira sembari membalikkan badan yang hendak ingin keluar dari kamar apartemen arisa
“tunggu!” sela arisa
Akira pun menoleh
“uumm....aku hanya ingin berterima kasih atas apa yang sudah kau lakukan Eh maksudku aku berterima kasih karena sudah membelikan obat juga membuatkan bubur.” Ucap arisa salah tingkah
“sama-sama.” Jawab akira ramah dengan senyum mengembang dari bibirnya
“baiklah, aku harus kembali ke kamarku. Permisi.”
***
Setelah kepergian akira, arisa yang tengah berbaring di tempat tidurnya akhirnya menyudahi untuk beristirahat. Ia pun pergi ke kamar mandi untuk mencuci mukanya agar noda kusam yang ada di mukanya segera hilang. Lalu setelah arisa merasa baikan, ia memutuskan untuk berkeliling seoul sendirian. Ia pun berhasil keluar dari gedung apartemen itu tanpa diketahui siapapun termaksud akira. Lalu ia melangkah menyusuri jaln-jalan sembari menengadahkan mukanya ke arah langit. Langkah kaki arisa pun berhenti disebuah taman yang terletak dipinggiran kota seoul. Ia akhirnya menduduki ayunan sambil kembali menengadah ke arah langit. Ia hanya butuh beberapa saat untuk memejamkan mata dan menikmati udara sejuk dengan suara kicauan burung. Hari tampak sudah sore, arisa yang sedang mematung disitu memutuskan untuk kembali ke apartemen. Hendaknya ia ingin berdiri dari ayunan dan segera pulang sebelum telepon genggamnya berbunyi.
“Yeoboseyo?” sapa arisa pada seseirang yang menelponnya
“kau ada di mana?” tanya akira dengan nada khawatir, nada khaatir akira membuat arisa tertawa geli
“tenang saja, aku hanya ingin berjalan-jalan sejenak.” Jawab arisa yang masih diikuti tawa gelinya
“huh, kau ini. Biar aku jemput, kau sekarang di mana?”
“aku di taman dekat apartemen.” Jawab arisa dengan menyunggingkan seulas senyuman
“baik! Tunggu aku akan ke sana!”
Beberapa menit kemudian, ia mendapati sosok lelaki yang ia kenali.
“akira, cepat sekali kau datang? Kau terbang atau menggunakan jet?” tanya arisa dengan nada mengejek sambil memamerkan senyuman dan gigi putihnya itu
Akira yang melihat senyuman itu berargumen bahwa, senyuman itu adalah senyuman paling manis yang pernah ia lihat. Melihat senyuman itu, yang tadinya akira ingin mengeluarkan amarahnya kepada arisa karena berkeliaran dengan fisik yang masih belum normal tetapi keinginannya itu ia urungkan.
“hai, jangan mematung begitu. Kau menakutkanku!” seru arisa setengah berteriak
Mendengar perkataan itu, akira pun tersadar bahwa sedari tadi dia hanya mematung di sudut taman dan hanya memperhatikan arisa dari sana. Lalu akira yang telah sadar, segera menggelengkan kepalanya untuk membuang pikiran yang baru saja ia pikirkan dan segera mendekati arisa yang sedang duduk di ayunan.
Tiba-tiba akira yang sudah dekat dengan arisa, langsung memegang kening arisa yang tertutup poni yang hanya ingin tahu apakah demamnya sudah turun atau belum. Tetapi karena itu terlalu tiba-tiba, arisa langsung respect dan menepis tangan akira.
“kau ini mau apa hah?” tanya arisa
“kau jangan berpikir macam macam! Aku ini berniat baik. Aku hanya ingin tahu demammu sudah turun atau belum!” jelas akira
“oh, tenang saja aku sudah membaik dan kukira besok kita bisa pergi ke studio.”
“oh ya aku lupa memberitahumu kalau besok kita masih dapat cuti dari manager jadi kau bisa bersantai dahulu sambil menunggu fisikmu kembali normal
“wah begitu? Baiklah bagaimana kalau besok kita pergi berjalan-jalan. Aku sangat bosan diapartemen!”



TBC

0 comments:

Posting Komentar