CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Jumat, 23 Desember 2011

I Don't Like You, but I Love You (Part 1)

created by: Ghaisani Nabila G
title: I Don't Like You, but I Love You
genre: romance
category: teen


Tangan miwako menjulur ke arah gagang pintu bagian dalam untuk menutup mobilnya. Saat tangannya mulai menarik gagang tersebut, seorang cowok yang bernama akira menahan tarikan miwako dengan cara menahan bagian atas pintu mobil. Di saat itu miwako hanya diam dan mendongak kearah cowok itu dan memasang tatapan tajam.
“tatapan mata apa itu? Kau tidak merindukanku?” tanya akira dengan nada sedikit menyindir miwako yang membuat gadis itu mengangkat sebelah alisnya.
“kau kira orang sepertimu pantas untuk dirindukan?” tanya miwako dengan nada datar datar ekspresi
“ah kau ini, kelakuanmu ini tak pernah berubah! Sedikitlah berubah untukku.”
“inilah sifatku dan tak ada yang bisa merubahnya. Sekalipun seperti kau seorang yang palingku benci sedunia!” seru miwako
Mendengar perkataan miwako tadi, akira menjadi melemahkan pertahanan untuk menahan pintu itu tetap terbuka. Dengan begitu miwako sangat gampang untuk menutup pintunya dan segera menstarter mobilnya lalu iapun menggelindingkan ban mobilnya dengan menginjak gas.

***
Miwako, 10 tahun yang lalu adalah seorang murid di Horikonshi Gakuen. Dia bisa dibilang gadis yang paling pintar di angkatannya dan juga ia meraih gelar terpopuler di sekolahnya itu. Lalu semuanya berubah disaat seorang pria blasteran bernama Akira pindah kesekolah yang sama dengan miwako. Akira yang baru 3 bulan menjadi murid Horikonshi Gakuen akhirnya meraih harta terbesar miwako. Yaitu, menjadi murid terpintar juga ke populeran miwako seketika direbut dengan mudah oleh akira. sejak kejadian itu, miwako terus berjuang untuk mengalahkan akira. Tapi hasilnya? Nol yang ia dapatkan! Miwako yang terus belajar semaksimal mungkin tapi pada akhirnya, ia Cuma mendapat peringkat 2 yang biasanya dia selalu menjadi pemegang peringkat 1.
Karena, kejadian dimasa lalu itulah miwako sangat benci dengan akira. Teman teman miwako pun berhasil ditarik oleh ketampanan akira. Semuanya telah direbut. Akhirnya miwako berprinsip untuk tidak berteman atau mengobrol dengannya sampai sekarang –sampai mereka berdua berkarir.

“tadaima” seru miwako saat ia telah sampai rumah
“okaeri, miwako bagaimana perkejaan kamu hari ini? Kau terlihat sangat lelah?” tanya kakak lelakinya yang bernama Taichi
“kau harus tau! Aku mendapat kerjaan baru sebagai model majalah di Korea. Hebat bukan?” jelas miwako dengan nada menggebu-gebu
“wow! Sepertinya malam ini aku harus bekerja keras untuk membuat makanan mewah untukmu” (taichi adalah seorang koki)
“tapi, kalau aku menerima pekerjaan itu. Sepertinya aku harus tinggal di Korea selama 6 bulan. Mungkin aku akan merindukanmu onni-san!”
“tidak apa apa! Ini demi karirmu. Kau harus menerusi jejak ibu. Kau mengerti? Pokoknya kau harus menerima job itu dan malam ini aku harus mengadakan pesta untuk merayakan job baru mu itu!”
“baiklah, demin kakakku tersayang. Nanti aku akan menelpon manager untuk segera mengurus semuanya. Kemungkinan aku berangkat lusa, dan besok aku pasti akan sibuk sekali.” Jelas miwako yang terus menyusuri langkahnya meninggalkan taichi dan mengunjungi kamarnya tercinta dan amat nyaman
Setibanya miwako di kamar, ia langsung membiarkan tubuhnya jatuh di ataskasur yang empuk itu. Matanya hanya terpejam selama 15 menit yang kemudian matanya terbuka kembali. Ya, suara handphone itu sangat mengganggunya, memaksa mata untuk terbuka dan mengangkat telepon dari orang yang sangat tidak terpuji. Tangan miwako akhirnya meraih handphone itu dan dipencetnyalah tombol hijau sebelah kiri.
“klik” suara itulah yang terdengar saat ia memencet tombol itu
Disaat telepon itu sudah di telinga miwako. Miwako tak mendengar suara apapun di sana. Ia akhirnya memutuskan untuk angkat bicara.
“moshi moshi?”
“kau ternyata belum tidur ya?”
Suara tegasnya itu sangat familiar di telinga miwako. Sampai-sampai, miwako sangat mudah untuk menebak siapa seorang lelaki yang menelpon disaat ia sedang beristirahat.
“kau ini memang pengganggu, kau tak tahu aku ini baru saja ingin beristirahat. Dan satu lagi, kau harus melihat arlojimu! Ini sudah tengah malam, dan lagi pula mengapa kau harus menelponku? Memang ada urusan apa kau?” berbagai pertanyaan dilontarkan miwako kepada akira
 “ia aku tahu aku mengganggumu. Mungkin lain kali aku hanya mengirimkan pesan saja, dari pada aku menelponmu dan harus mendengar celotehanmu yang tak berguna itu”
“kalau tak berguna mau apa kau menelpon? Cepat katakan, kau menyita waktu istirahatku. Kau tahu?”
“kata manager kau harus pergi bersamaku besok ke korea, keberangkatan ini di majukan dari jadwal awal. Jadi mungkin itu saja yang harus ku beri tahu. selamat malam”
Akira pun akhirnya memutuskan jaringan telepon, tanpa harus menunggu jawaban atau malah mendengar berbagai macam komentar miwako yang menderanya seperti air bah itu.
***
“Apaaa? Keberangkatan dimajukan? Manager! Ya lebih baik menelpon manager.” Gumam miwako

“moshi moshi” suara berat seperti suara orang yang berusia lebih dari 40 itu terdengar di ponsel miwako dengan suara itu miwako langsung mengenali bahwa si penerima telepon adalah managenya.
“manager, mengapa kau memajukan jadwal ke korea? Dan mengapa kau harus membawa akira sebagai partner ku?” pertanyaan it pun langsung dilemparkan ttap sasaran
“tenang dulu tenang, jadwal pemotretan kita memang di majukan. Dan kau memang belum tahu? Kalau akira akan menjadi pasangan sewaktu pemotretan. Ya, sebenarnya tadi kau tidak dipasangkan oleh dia. Tapi pihak agensi majalah di korea menghubungiku agar kau di pasangkan bersama akira. Jadi mau tidak mau aku harus menerima pendapat dari agensi itu.” Jelas sang manager
“tapi kenapa harus dia? Lalu kenapa pihak dari agensi majalah di korea itu tidak menyediakan model lain dari korea? Kau tahu? Di sana juga masih banyak pria tenar yang dapat dipasangkan denganku. Akira itu iblis! Aku tak mau jadi pasangan dia.”
“tapi kau juga harus bekerja profesional. Janganlah kau melibatkan masalah pribadi di pekerjaanmu miwako.” Sambar taichi
“nah benar itu kata kakakmu!” terdengar suara taichi, manager pun langsung menyetujui perkataan taichi tadi
“haaah, baiklah. Hanya untuk 6 bulan dan tak lebih. Kau mengerti pak tua?” seru miwako dengan nada pasrah
“haha, kau tenang saja. Baiklah kau harus segera bersiap siap. Besok kau akan berangkat dari bandara pukul 9 pagi. Jangan lupa! Oh ya, kau pergi duluan bersama akira, sedangkan aku akan menyusul besok siang sekitar 3 jam setelah kau berangkat.”
“baiklah, konbanwa manager.”

***
Keesokan paginya, miwako yang terbangun dari tidurnya jam 7 langsung menghentak kaget. Barang barang yang harus dia bereskan semalam tak ia bereskan karena miwako tertidur ketika selesai menelpon managernya. Koper yang berada di atas lemari pun diambil olehnya dan diletakkan di atas ranjang. Segera ia masukkan semua baju baju yang ada di lemari, tak memikirkan kusut tau tidak. Setelah selesai packing barang, iapun melesat kekamar mandi, setelah itu tujuan akhirnya berpakaian dan memanggil taksi untuk segera pergi ke bandara.
Lalu tepat pada pukul 8.30, miwako sudah menjajaki kaki di bandara. Yang ia lakukan terakhir adalah berlari hingga menuju tempat di mana akira sudah menunggu sejak setengah jam yanglalu. Dan ketika tiba, perasaan ya dirasakan miwako adalah, perasaan tenang dan lega karena ia tidak terlambat.
“haaah, capek! Untung sekali aku tidak terlambat. Sekarang yang harus kulakukan adalah mencari akira.huh, dimana anak itu?” Serunya seperti orang yang sedang teriak
Ketika miwako sedang berbicara seperti itu, sebenarnya akira tepat berada di belakang
“kau sedang mencariku?” seru akira di belakang miwako, yang membuat miwako sangat terkejut
“KYAAAAA!” “kau mengagetkanku, kau tahu!
“haha, ayo cepat pesawat kita sudah tiba. Kau tak inginkan mendengar celotehan manager jika kita telat sampai di sana?”
Lalu miwako dan akira beranjak pergi ke tempat pengecekan imigrasi dan setelahitu mereka melangkah melewati ruang tunggu boarding dan akhirnya ia akan sampai di pintu pesawat.
“berapa nomor bangku kita?” tanya miwako sambil melihat sekeliling nomor bangku bangku yang ada di sana.
“AB15, nah itu dia di sana.” Akirapun menunjuk di mana bangku mereka berada sembari menarik tangan miwako.
Mereka duduk dibarisan ke delapan jika dihitung dari depan. Akira yang telah duduk di pinggir pun melihat pemandangan luar dari kaca di sebelahnya. Sedangkan miwako, sibuk dengan membaca novel yang baru ia beli kemarin di toko buku. Sejenak mereka sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Setelah beberapa jam mereka melayang di udara sembari melakukan kegiatan, akhirnya mereka tiba di bandara Internation Gimpo di Seoul. Akira dan miwako segera bersiap siap untuk keluar dari bandara. Lalu setelah itu, mereka di jemput oleh pegawai dari agensi yang akan menjadi tempat mereka menjalani sesi pemotretan yang akan dikontrak selama 6 bulan. Pegawai dari agensi itu bisa dipanggil dengan nama Dong Joon. Dong Joon pun membawa mereka ke apartemen yang tidak jauh dari studio tempat mereka bekerja nanti. Kamar nomor 1502 dan 1503 akan menjadi kamar mereka selama mereka tinggal di sana.

0 comments:

Posting Komentar