CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Sabtu, 31 Desember 2011

I Don't Like You, but I Love You (Part 2)



created by: Ghaisani Nabila G
title: I Don't Like You, but I Love You
genre: romance
category: teen

Setelah beberapa menit menempuh perjalanan dari bandara ke apartemen, akhirnya mereka pun sampai.
“silahkan turun tuan akira, tetapi satu jam lagi akan saya jemput untuk bertemu dengan direktur dari agensi kami.” Jelas Dong Joon kepada akira sembari ia membukakan pintu akira dan miwako
“terima kasih” ucap akira dan miwako bersamaan
Lalu Dong Joon mengeluarkan koper juga barang barang yang ada di bagasi mobil. Setelah semua barang barangnya di keluarkan, akira dan miwako membawa barang mereka masing-masing ke apartemen.
“terima kasih Dong Joon.” Ucap miwako dengan nada ramahnya
Lalu setelah itu Dong Joon pun pergi meninggalkan mereka.
“sini biarku bantu kau membawa koper ini” seru akira sembari menarik koper miwako, miwako pun akhirnya membiarkan akira membawa koper miliknya.
Miwako yang berjalan di belakang akira sambil membawa tas ranselnya, hanya melihat punggung akira dari belakang. Miwako saat ini bisa dibilang sedang melamun, entah apa yang ia lamukan saat ini. Mereka berdua akhirnya masuk lift dan tepat di lantai 15 lift itu terbuka.
“nomor berapa kamarnya?” tanya miwako
“di sini tertera nomor 1587 dan 1588.” Jawab akira sembari membaca nomor yang ada di kartu apartemen yang ia pegang
“kau mau kamar nomor berapa?” tambah akira
“genap, aku mau nomor genap 1588.”
“okay, ini kartumu. Nanti satu jam lagi aku akan menjemputmu.”
“baiklah.”
Perbincangan mereka hanya sampai di sana. Tumben sekali miwako tidak memarahi akira atau sebagainya. Miwako pun merebut koper yang dipegang akira dan lalu ia mengucapkan terima kasih. Akira yang melihat tingkah laku miwako seperti berubah akhirnya angkat bicara.
“tunggu sebentar!” seru akira yang menarik tangannya miwako. Di tatapnya kedua mata miwako dengan seksama dan hal itu membuat miwako grogi. Seakan akan jantungan meledak melihat tatapan akira yang menampilkan kode kekhawatiran.
“kau tidak apa apa?” tanya akira sembari memegang pipi miwako
“tidak, tenang saja aku tak apa. Lebih baik kau biarkan aku masuk kamar. Kau tahu di sini dingin sekali.” Jawab miwako dengan nada lemas
“baiklah, jika ada apa apa langsung hubungi aku. Masuklah” tawar akira sembari membuka pintu apartemen miwako.
“nanti akan ku jemput, pergunakan waktu satu jam ini dengan istirahat.”
Setelah akira mengucapkan kata-kata itu. Ia langsung menutup pintu apartemen bernomor 1588 dan langsung melesat ke kamar bernomor 1587.
***
Ruangan apartemen yang bercat cokelat muda akan mejadi tempat mereka untuk tinggal. Tipe apartemen mereka adalah tipe paling besar dan tentunya harga yang ditawarkan sangat mahal. Saat pertama kali akira dan miwako memasuki apartemennya, mereka akan melihat ruang tamu yang sangat besar dan di desain sangat elegan. Wallpaper ruang tamu itu sangat berkesan mewah. Dilain sudut dari ruang tamu mereka akan melihat sebuah lukisan, lukisan kota seoul yang indah. Ruang TV dan ruang  dan dapur pun menjadi pemandangan setelah ruang tamu terlewati, lalu letak kamar mereka ada di sebelah kamar mandi dan di depan meja kerja. Saat mereka telah memasuki kamar mereka masing-masing, yang dinikmati adalah sebuah ruangan yang sangat besar juga di dalamnya memiliki kamar mandi yang di mana disitu ada bath up yang sangat keren dan mewah, seakan akan di bath up itu kita dapat berenang. 
***
“akhirnya sampai juga, lalu apa yang harus kulakukan saat ini? Beristirahat atau membereskan pakaian?” gumam miwako
Tetapi ketika bergumam, miwako sempat terdiam. Ia teringat akan perkataan akira beberapa menit yang lalu pergunakan waktu satu jam ini dengan istirahat.
“mungkin perkataan dia memang benar, sepertinya aku hanya memerlukan kasur saat ini. Jika satu jam ini aku bisa seperti beristirahat selama 4 jam, mungkin aku akan bersyukur.” Ucap miwako
Miwako yang terlihat agak pucat dan lemas lebih memilih untuk beristirahat di kasurnya yang empuk daripada dia harus membereskan barang-barangnya yang mungkin akan memakan waktu lebih dari satu jam. Akhirnya miwako pun bisa tertidur pulas walaupun hanya sejam.
***
“ada apa dengan miwako tadi, dia bilang baik baik saja tapi yang melihat wajahnya kan aku. Semoga saja semua yang ku khawatirkan tidak akan terjadi.” Gumam akira
“baiklah, lebih baik aku beristirahat juga. Lebih baik membereskan barangnya nanti saja sesudah pulang.” Ucap akira sembari menjatuhkan badannya ke tempat tidur yang ia rasa empuk.
***
Satu jam pun telah berlalu. Akira yang sebelum tidur menghidupkan alarm, akhirnya alarm itu berbunyi. Nada alarm yang ia pakai adalah nada larm yang bernada kecil dan lama kelamaan sangat keras. Bunyi alarm itu sangat disukai akira karena bunyinya yang akan segera membangunkan akira.
“hoaaaaam.” Akira pun menguap dan merentangkan tangannya
“sudah satu jam? Ku kira hanya 5 menit aku tidur.” Ucap akira sambil bangun dari tempat tidurnya. Pergilah ia ke meja rias, dilihat wajahnya yang kusam karena tidur tadi. “kukira aku akan mencuci muka dulu dan sedikit merapika rambut.”
Wajahnya yang kusam dalam beberapa menit lagi terlihat nomor kembali dan akira pun mengambil dompet juga handpone dan ipadnya yang nanti akan dia bawa ke studio. Setelah itu, akira meninggalkan kamarnya dan pergi menghampiri miwako yang tinggal tepat disebelah kamar apartemennya.
***
“miwako, ini aku. Ini sudah satu jam kita harus segera pergi ke studio.” Seru akira pada alat seperti layar komunikator yang biasa dipergunakan untuk tamu yang datang ke apartemen seseorang.
Tak ada yang membalas? Kemana miwako? Apa dia masih tidur? Pikiran akira sudah mulai untuk menduga-duga. Karena tidak ada yang menjawab, akirapun masuk ke kamarnya lagi untuk menelpon bagian resepsionis untuk meminta kunci kamar nomor 1588. Dan untuk beberapa menit, akira telah memiliki kunci kamar miwako. Di masukkannya kartu yang bewarna biru itu kedalam lubang kartu lalu lampu hijau menyala yang menandakan bahwa pintu itu sudah bisa dibuka.
Setelah akira berhasil masuk ke dalam apartemmen miwako, ia segera menuju kamar tidur. Lalu setelah sampai di tempat kamar tidurnya, akira melihat miwako yang tidur membelakangi pintu kamar. Akirapun mendekat kearahnya, dilihat miwako yang masih tertidur merasa tak tega untuk membangunkannya. Tetapi jika tidak cepat membangunkan, mereka pasti akan telat untuk pergi ke studio.
Akirapun akhirnya mencoba membangun miwako, lengan miwako pun dipegang akira berniat untuk membangunkannya.
“miwako, ini sudah waktunya untuk....” belum melanjutkan perkataannya, akira yang sedang memegang lengan miwako baru tersadar bahwa suhu badan miwako sangat panas. Respect dia dengan cepat segera menelpon managernya.
“moshi moshi.” Suara manager hitori terdengar di sebelah sana
“maaf pak mengganggu waktumu sebentar.”
“oh kau akira. Ada apa? Kau sudah sampai di seoulkan?” tanya manager
“iya pak saya sudah sampai dan sekarang saya sudah di apartemen. Tetapi, ada masalah lain pak. Seharusnya sekarang kami sudah harus berada di studio tetapi mendadak miwako demam. Apakah jadwal pertemuan kami dengan direktur bisa ditunda sampai besok?” jelas akira sambil memohon agar pertemuannya diundur
“baiklah kalau begitu. Mungkin miwako kecapean dengan perjalanan panjang tadi pagi. Coba bawa dia ke dokter dan saya akan menundanya hingga lusa agar kalian besok dapat istirahat dengan baik.”
“baik! Terima kasih manager.”
Jawaban akira tadi sekaligus menutup perbicangan mereka melalui telepon.
“apa yang harus kulakukan sekarang? Membawanya ke rumah sakit? Itu hal yang tidak mungkin.” Setelah berpikir untuk beberapa saat akira memutuskan untuk memanggil dokter ke apartemennya. 

TBC
i'm so sorry if my story very short hehe. thanks for read guys :D don't forget to leave a comment
for read part 1 click here

0 comments:

Posting Komentar